Sunday 9 August 2015

Jatim Park 2 Vs Trans Studio Bandung (coaster)

Sepertinya sudah lama sekali ya sejak terakhir saya membandingkan dua tempat wisata, atau bahkan sejak terakhir saya menulis blog (hehehe maklum cibuk). Lucunya lagi tempat wisata yang akan saya ulas ini juga sudah saya kunjungi berbulan-bulan lalu. Tapi tak apa, semangat menulis terus saya pupuk sampai akhirnya tiba juga waktunya saya mengulas Bandung dan Kota Batu, eits tapi bukan tentang daerahnya ya melainkan hanya theme park yang ada disana. Ada yang tahu?

Sambutan meriah Jatim Park 2
Sebagai pecinta taman bermain atau theme park saya selalu punya keinginan besar untuk bisa merasakan semua wahana yang ada di taman bermain di seluruh dunia (haha berlebihan!) okelah di Indonesia, ini jadi semacam bucket list saya. Nah, seperti sebelumnya ketika membandingkan Rita Park Tegal dan Jungleland Sentul-Bogor kali ini saya juga akan membandingkan dua pengalaman saya ketika bermain di Jatim Park 2 (JP2) kota Batu yang tak jauh dari Malang serta Trans Studio Bandung (TSB).


Museum Satwa disamping si patung gajah diatas :)
Oke, pertanyaan pertamanya adalah apa persamaan Jatim Park 2 dan Trans Studio Bandung? Banyak! Baik JP2 maupun TSB Keduanya sama-sama menawarkan tempat hiburan keluarga. Keduanya berada di kota yang notabene kota sejuk (Bandung masih boleh dibilang sejuk kan ya hehe). Juga punya jagoan sendiri untuk permainan ekstrem. Keduanya sama-sama punya rumah hantu (huhu). Mereka punya akses transportasi yang mudah, TSB persis ada di pinggir jalan raya besar yang dilalui angkot (Jl. Gatot Subroto) sedangkan JP2 juga ada di kawasan wisata utama kota Batu (jl. Oro Oro Ombo) yang juga memiliki akses angkutan umum jadi sangat strategis. Dan yang pasti keduanya memang sama-sama menyenangkan, jauh lebih menyenangkan dari Rita Park dan Jungleland tapi tidak lebih menyenangkan dari Dunia Fantasi di Jakarta. Masih juara lah Dufan ini apalagi sekarang dengan adanya wahana baru Ice Age, wah tambah seru loh! (#okeeeesalahfokus).


Sambuatn gemerlapnya Trans Studio Bandung
Berikutnya dimana letak perbedannya? Bila kita lihat lebih dekat, Trans Studi Bandung menawarkan konsep yang berbeda dari Jatim Park 2. TSB berada di dalam mal (indoor theme park) dan memang jadi satu-satunya taman bermain pertama di Indonesia yang ada di dalam ruangan (bersama dengan Trans Studio Makassar) jadi kebayang kan ademnya di dalam TSB, tak ada sengatan matahari dan tak ada peluh karena antri kepanasan dibawah terik (hehe) jadi buat yang tak suka panas-panasan mesti cocok disini. Tapi disisi lain TSB memiliki luas yang tak sebesar JP2. Luas TSB tak lebih dari 4,2 hektar, bandingkan dengan JP2 yang mencapai 14 hektar. Sangat luas ya JP2 ini. Walaupun Jatim Park 2 memiliki lahan yang lebih luas tapi tidak semua wilayahnya adalah taman bermain (theme park), sisanya dibagi kedalam beberapa area diantaranya Batu Secret Zoo (kebun binatang), Museum Satwa dan Hotel Pohon Inn. Selain areanya yang luas kesemua bagian dari Jatim Park 2 ini sangatlah bagus dan modern, benar-benar memiliki tema-tema yang khas.

Salah satu zona TSB - Lost City - dekorasinya suka lah :)
Okelah tak mau lama-lama membahas hal lain, saya hanya ingin mengenang kembali wahana apa sajakah yang ekstrem di kedua tempat ini? Adakah roller coaster favorit dikeduanya? Mana yang lebih ekstrem? Roller coaster rasanya selalu jadi icon sebuah taman bermain, siapa yang tidak tahu Halilintar di Dufan kan?! Nah di TSB dan JP2 pun masing-masing memiliki coaster yang ternyata sangat berbeda namun pengalaman menaikinya sangat menyenangkan. Trans Studio Bandung memiliki Yamaha Racing Coaster yang merupakan ‘santapan wajib’ pengunjung disana. Inilah juga tujuan utama saya kesana, tapi sayang siang itu ketika saya datang petugas mengatakan angin diluar tengah kencang jadi permainan ditangguhkan dulu, cukup kecewa bahkan khawatir saya tidak akan sempat naik coaster ini. Lalu kenapa ada masalah angin? Ternyata walaupun ini theme park indoor tapi sebagian besar track coaster berada di luar gedung dan dengan ketinggian seperti itu tak heran banyak angin kencang yang akan menerpa apalagi jika kondisi cuacanya buruk dan pastinya berbahaya.

Tutup !! huhu (Eh ada The Doctor)
Ini diaa.. wuussh sensasinya luar biasaahh :) (google.com)
Tak patah semangat, saya kembali mendatangi coaster ini sebelum pulang dan ternyata mereka sudah buka kembali! Beberapa orang bahkan sudah mengantri dan saya pun langsung bersemangat ambil bagian (yeay!!). Trans Studio Bandung mengklaim bahwa Yamaha Racing Coaster merupakan salah tiga dari jenisnya di dunia. Dua lainnya ada di Amerika. Jenis seperti apa? Anda akan dibawa meluncur dari kecepatan 0km/jam sampai 130 km/jam dalam beberapa detik saja untuk kemudian berputar-putar dan terakhir mendaki 90 derajat sampai ketinggian 50 m lalu mundur kembali dengan kecepatan yang sama. Semuanya tak lebih dari 40 detik. Dahsyat kan?! (haha) tapi menyenangkan, teman saya pun yang katanya takut kalau naik roller coaster ternyata bisa suka juga dengan permainan ini. Benar-benar membawa kita melesat cepat plus memacu adrenalin sesaat sebelum coaster jatuh dari ketinggian. Waah pengalaman yang bagi siapapun pencinta permainan ekstrem harus coba. Rugi tak jajal Yamaha Racing Coaster kalau berkunjung ke TSB.

Bagaimana dengan Jatim Park 2? Awalnya saya ragu tidak akan ada coaster yang cukup menyenangkan disini mengingat JP2 bukan untuk wisata theme park saja. Tapi ternyata setelah saya jalan-jalan melewati kawasan Batu Secret Zoo alias kebun binatang paling modern di Indonesia ini (hehe lebay ya, tapi bener loh! kueren banget lah ini bonbin) dengan track yang apik dan bersih kita akan memasuki kawasan taman bermain. Lalu saya teruskan jalan kaki melihat mana-mana saja permainan ekstrem disini. Sampai akhirnya setelah berjalan agak kebelakang sedikit di sebelah wahana Tsunami ada sebuah single coaster bernama Animal Coaster dengan track turun naik saja. Kenapa single? Karena memang hanya satu kereta yang maksimal bisa diisi dua orang, idealnya satu orang. Kenapa animal? Karena motifnya corak binatang semua. Tapi jangan lantas berfikir anak-anak langsung senang dan kita izinkan naik wahana ini karena dijamin mereka takut juga. Saya sendiri takut tapi juga tertawa geli sesudahnya.
Seerruu!! Durasinya pun lebih lama dari coaster manapun jadi puas hehe
Saya membujuk teman saya untuk mau naik satu kereta berdua karena teman saya pun takut juga (hehe). Saya takut karena saya belum pernah naik single coaster (di Indonesia pun jarang sekali) tapi sangat penasaran ditambah coaster ini tak setinggi Yamaha Racing Coaster ataupun Halilintar. Disini jauh lebih rendah. Akhirnya teman saya pun bersedia. Kami naik satu kereta berdua. Disana ada beberapa kereta yang dioperasikan dengan jeda waktu tertentu (jangan sampai tabrakan ni). Lalu kami pun naik menunggu giliran.

Track awal adalah menanjak. Saya merasa tidak aman sekali disini karena tidak ada safety equipment yang benar-benar menutup badan kita seperti di coaster lain, hanya tali di pinggang (tapi buat apa juga ya?! kan turun naik aja hehe). Setelah menanjak, kereta akan turun melaju mengikuti track yang melingkar sehingga membentuk belokan tajam yang membuat saya seperti mau terlempar keluar track (serius ini, takut banget!!) tapi ternyata keretanya kuat, lalu belok lagi terus menerus seperti membentuk angka 8 dan seperti biasa disetiap belokan tajam badan saya seperti akan terhempas tapi tak jadi (huhuhu). Kemudian track akan menemukan turunan tajam berkali-kali seperti bukit yang sukses membuat siapapun teriak geli dan takut karena walaupun tak seberapa tingginya tapi kecepatannya lumayan juga memberi efek ‘jantung copot’. Kami pun turun dengan tertawa tak henti-henti karena geli, takut dan puas.


Ini tanda kita sudah memasuki area taman bermain di JP2
Seru ya kedua coaster ini? Siapapun harus coba dan rasakan sensasi adrenalinnya. Saya senang banyak taman bermain di Indonesia yang memiliki wahana ekstrem (hahay). Kalau saya berkesempatan main kesana lagi pasti saya akan menyambangi Yamaha Racing Coaster dan Animal Coaster. Hanya satu yang tak akan saya kunjungi lagi yaitu wahana rumah hantu di Jatim Park 2, namanya Horor House (!?!!). 

Di Trans Studio Bandung pun saya sebetulnya (dipaksa) masuk rumah hantu tapi ya disana  normal saja seperti wahana rumah hantu lainnya. Kita akan duduk manis di kereta yang berjalan menelusuri tempat-tempat menyeramkan yang membuat durasinya jelas. Tapi di Jatim Park 2 ini lain cerita, kita diminta jalan kaki bawa senter per grup, ada jeda waktu masuk per grupnya jadi sepi sekali di dalam. Lalu mulailah kita masuk ke rumah gelap yang punya backsound menyeramkan dan ornamen hantu di kiri, kanan, atas, bahkan lantai. Semuanya mengagetkan dengan durasi tak tentu tergantung kita apakah memilih jalan, diam karena ketakutan atau bahkan berlari saja. Tapi saya sih jalan saja tanpa teriakan karena mulai dari masuk sampai keluar mata saya terpejam hanya modal pegang pundak kawan (hahay) jadi semua yang saya tulis tadi itu diceritakan kawan saja (hehe tak tahu sama sekali isi rumah itu). Salam ekstrem.